“Simposium Internasional SIPN XIX 2023: Menuju Keindonesiaan Digital dengan Digitalisasi Naskah Kuno”
Yogyakarta-Simposium Internasional ke-19 (SIPN XIX 2023) telah sukses digelar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM). Acara ini menarik 230 peserta dari berbagai latar belakang, termasuk filolog, akademisi, serta pemangku kepentingan lainnya. Dengan tema “Penguatan Keindonesiaan Melalui Kajian Naskah Nusantara,” simposium ini diselenggarakan oleh Masyarakat Pernaskahan Nusantara (MANASSA), bersama Fakultas Ilmu Budaya UGM dan Pusat Kajian Jawa (Pusaka Jawa).
Pada acara ini, terdapat penekanan penting pada digitalisasi naskah kuno dan manuskrip Nusantara. Digitalisasi menjadi aspek krusial dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya ini tanpa risiko kerusakan fisik yang mungkin terjadi pada bahan-bahan asli. Lebih dari itu, digitalisasi juga memudahkan akses publik untuk mempelajari, menganalisis, dan melakukan penelitian terhadap berbagai naskah bersejarah.
Prof. Dr. Setiadi, Dekan Fakultas Ilmu Budaya UGM, berharap bahwa simposium ini akan menghasilkan pemikiran strategis yang akan mendorong perkembangan kajian naskah di masa depan. Ia menyampaikan apresiasi atas berbagai upaya komunitas, aktivis, dan lembaga-lembaga yang telah aktif dalam pelestarian naskah, termasuk melalui platform digital seperti YouTube, situs penyedia naskah digital, dan berbagai inovasi seperti alih wahana naskah menjadi komik serta penggunaan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) seperti ChatGPT.
Sudibyo, Ketua MANASSA Komisariat Yogyakarta, menekankan perlunya peran aktif para peneliti dan filolog dalam mengambil bagian dalam berbagai diskursus yang menuntut kontribusi nyata. Ia mengatakan bahwa kajian naskah tidak hanya tentang kata-kata, tetapi juga tentang konteks dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya yang relevan dengan zaman kita.
Dr. Arsanti Wulandari, Ketua SIPN XIX 2023 dan Ketua Pusat Kajian Jawa (Pusaka Jawa), menyambut antusiasme generasi muda yang kreatif dan kritis dalam menggeluti dunia naskah. Ia menegaskan pentingnya digitalisasi sebagai alat pelestarian dan akses publik terhadap naskah bersejarah. Selain itu, simposium ini juga menjadi wadah untuk memperkuat nilai-nilai keindonesiaan dengan mengkaji naskah dari berbagai daerah di Nusantara.
Selain perihal digitalisasi naskah, simposium ini juga membahas Fenomena Silang Budaya dalam Naskah Nusantara, Reportase dan Hoaks dalam Naskah Nusantara, Naskah Nusantara dan Industri Kreatif, serta topik-topik relevan lainnya seputar pernaskahan yang relevan dengan konteks masa kini. Simposium ini menjadi ruang inspirasi bagi para peneliti dan pemangku kepentingan untuk terus menggali dan melestarikan harta intelektual Nusantara.