Kencanduan Gim, Ancaman Serius bagi Generasi Muda
Jakarta, 11 September 2023 – Fenomena kencanduan gim semakin menguat di kalangan generasi muda Indonesia. Kasus terbaru yang mencuat adalah kisah seorang mahasiswa berusia 21 tahun yang menghabiskan hampir separuh harinya untuk bermain gim, mengorbankan pendidikan dan hubungan dengan keluarganya.
F, nama mahasiswa tersebut, telah terjerat dalam dunia gim sejak usia remaja. Awalnya hanya sekadar hobi, namun seiring berjalannya waktu, kencanduannya semakin menggila. Setiap harinya, dia dapat menghabiskan hingga 10 hingga 12 jam di depan layar, terutama bermain gim daring di komputer atau ponsel.
Pengalaman pertamanya dengan gim daring dimulai ketika dia diajak oleh teman-temannya untuk memainkan Dota 2. Sejak itu, bermain gim bersama menjadi rutinitas harian mereka. Keseruan, kenyamanan, dan kemenangan dalam setiap pertandingan menjadi pemicu utama mereka untuk terus bermain, bahkan hingga melupakan tugas sekolah dan belajar.
Akibat kencanduannya ini, F mengalami berbagai dampak negatif. Pendidikannya terganggu, dengan nilai ujian di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan sering tidur di kelas. Bahkan, ia pernah dipanggil ke ruangan Bimbingan Konseling (BK), tetapi masih terus bermain gim. Hubungannya dengan orangtuanya juga renggang, karena ia kerap lupa makan dan tidur hanya beberapa jam sehari demi bermain gim.
F bukanlah kasus yang terisolasi. Semakin banyak generasi muda yang terperangkap dalam kencanduan gim, terutama gim seluler seperti Mobile Legends: Bang Bang, Free Fire, dan PUBG-M. Akses mudah melalui ponsel membuat fenomena ini semakin meresahkan.
Salah satu aspek yang semakin meruncing adalah perilaku top up in-game. Para pemain menghabiskan uang untuk membeli mata uang dalam gim guna memenuhi transaksi dalam permainan. F mengaku menghabiskan hingga 1-2 juta rupiah per bulan hanya untuk membeli “skin” atau kostum karakter dalam gim.
Penelitian juga menunjukkan bahwa pemain gim merasa terikat dengan karakter yang dimainkannya, dan ini mendorong mereka untuk melakukan top up demi mendapatkan skin yang langka. Beberapa bahkan sampai mengambil uang tabungan orangtua mereka tanpa sepengetahuan keluarga.
Keluarga dan pemerintah perlu mengambil langkah serius dalam mengatasi masalah ini. Pengawasan terhadap lamanya waktu bermain dan dampaknya terhadap aktivitas sehari-hari menjadi kunci untuk mendeteksi tanda-tanda kencanduan. Kesadaran akan bahaya kencanduan gim juga harus disosialisasikan lebih luas, sehingga setiap individu dapat menghindari dampak negatif yang dapat merusak kehidupan mereka.
Kencanduan gim bukan sekadar masalah individu, tetapi juga menjadi ancaman serius bagi generasi muda Indonesia. Langkah pencegahan dan perhatian dari semua pihak adalah langkah pertama dalam mengatasi masalah ini yang semakin mengkhawatirkan.