Berita Pendidikan

Terobosan Mendikbudristek: Pendidikan Tinggi Tanpa Skripsi

Jakarta, 12 September 2023* – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim tengah mempertimbangkan perubahan besar dalam dunia pendidikan tinggi Indonesia. Salah satu rencana revolusionernya adalah menghapuskan persyaratan skripsi sebagai bagian dari kelulusan S1 di perguruan tinggi tanah air.

Wacana ini, yang telah menjalani uji publik, semakin memantapkan dirinya sebagai jawaban atas perubahan global yang cepat terjadi. Era digital telah merubah pandangan dunia terhadap lulusan perguruan tinggi, mengharapkan mereka tak hanya mahir dalam ilmu pengetahuan, tetapi juga memiliki wawasan bisnis dan keterampilan adaptasi terhadap pekerjaan masa depan.

Profesor Dr. Susanto Zuhdi dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia menyambut baik wacana ini dan mengungkapkan bahwa di UI, konsep serupa telah diterapkan selama lima tahun terakhir. Meskipun skripsi tetap ada, mahasiswa memiliki banyak pilihan untuk menyelesaikan tugas akhir mereka, menciptakan konsep Merdeka Belajar. Mereka dapat memilih antara menulis skripsi, magang riset di laboratorium, perpustakaan, atau di perusahaan, bahkan menulis artikel ilmiah yang kemudian dipublikasikan dalam jurnal.

Artikel tersebut, walaupun berjumlah sekitar 20-30 halaman, mempertahankan kualitas yang tinggi melalui evaluasi ketat dari dosen-dosen berpengalaman di bidangnya. Dengan demikian, mahasiswa tidak hanya memperoleh kompetensi dalam bidangnya, tetapi juga memiliki pemahaman yang lebih baik tentang dampak ekonomi dari penelitian mereka.

Menghapuskan keterbatasan skripsi memberikan mahasiswa kebebasan untuk mengejar berbagai jenis proyek penelitian yang paling sesuai dengan minat dan potensi mereka. Dengan ini, diharapkan lulusan perguruan tinggi akan lebih siap untuk menghadapi tantangan dunia kerja dan mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.

Sementara beberapa mendukung penghapusan skripsi, ada juga yang berpendapat bahwa skripsi tetap memiliki nilai akademik yang penting dan memberikan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan analitis dan pemecahan masalah. Namun, dengan adanya pilihan yang lebih fleksibel, pendidikan tinggi di Indonesia tampaknya akan lebih adaptif terhadap perubahan zaman.

Perubahan kebijakan ini sejalan dengan inisiatif Kampus Merdeka dan juga menanggapi tuntutan dunia kerja yang semakin beragam. Para pemangku kepentingan dan masyarakat menantikan dengan antusias peluncuran resmi kebijakan ini oleh Mendikbudristek. Inovasi ini diharapkan dapat mengakselerasi perguruan tinggi dalam memenuhi kebutuhan masa depan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *