Berita KebudayaanBerita PendidikanEvent dan AgendaMerdeka Belajar

Weekend Inspiratif Mahasiswa PMM 3 Kelompok 12 UPN “Veteran” Jawa Timur Bersama Tokoh Gemayomi Mas C. Lilik Krismantoro Putro; Mengenal Perbedaan, keberagaman, dan melawan intoleransi di Indonesia

Surabaya, 10 September 2023 – Gerakan Masyarakat Yogyakarta Melawan Intoleransi (Gemayomi) sebelumnya masih terdengar asing bagi para mahasiswa PMM 3 Kelompok 12 UPNVJT yang berasal dari luar Pulau Jawa, mulai dari Sabang hingga Merauke. Melalui kelas Modul Nusantara, Arimurti Kriswibowo, S.IP., MSi, selaku Dosen Modul Nusantara Kelompok 12, menghadirkan tokoh inspiratif yang membangkitkan semangat para Mahasiswa Pertukaran Mahasiswa Merdeka dalam melawan intoleransi dan mengenal lebih dalam tentang keberagaman dan perbedaan di Indonesia. Tokoh tersebut adalah C. Lilik Krismantoro Putro S.I.P, yang menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Gemayomi.

Gemayomi yang dirintis pada 11 Februari 2018 memiliki misi utama untuk menangkal radikalisme dan intoleransi yang masih merajalela di Indonesia. Lilik selaku Sekjen Gemayomi berperan besar dalam mempromosikan nilai-nilai toleransi, menghargai keberagaman, dan mendorong perdamaian di tengah keragaman budaya, agama, dan latar belakang sosial di Indonesia.

Dalam kegiatan tersebut, Lilik mengawali dengan pertanyaan sederhana kepada para mahasiswa PMM 3 Kelompok 12, “Bahasa apa saja yang kamu kuasai?” Hasilnya cukup mengagumkan; dari 25 mahasiswa, mereka setidaknya ditemukan 23 penutur bahasa yang berbeda yang dikuasai. Hal ini menggambarkan kekayaan keragaman di dalam ruangan tersebut. Lilik kemudian berbagi pengalamannya selama terlibat dalam Gemayomi. Ia juga berbagi cerita tentang sejumlah tokoh pahlawan Surabaya, termasuk Tjokroaminoto, yang mengelola sebuah kost kecil yang menjadi tempat lahirnya pemimpin besar Indonesia. Dari keragaman latar belakang penghuni kost tersebut, lahir banyak gagasan brilian. Mahasiswa pun sangat antusias mendengarkan inspirasi Lilik. Momen menarik terjadi saat Lilik mengambil sebuah kursi dan mengungkapkan bahwa 100 tahun lalu, Soekarno, dalam kecilnya, berpidato di atas kursi yang sama di depan sekawanan ayam di kost Tjokroaminoto. Lilik kemudian mengajak mahasiswa PMM 3 Kelompok 12 untuk berdiri di atas kursi tersebut dan berbagi impian mereka untuk Indonesia. Afrina, Marco, dan Dinda sebagai peserta Modul Nusantara berani berdiri di atas kursi dan dengan penuh semangat menyampaikan impian mereka untuk negeri ini layaknya Ir.Soekarno dahulu.

Kegiatan berlanjut dengan ketertarikan yang tak kalah memikat. Lilik menantang mereka untuk menuliskan atau menggambar empat hal penting: impian mereka, faktor-faktor yang akan membantu mereka meraih impian tersebut, hambatan yang menghalangi, dan solusi untuk mengatasi rintangan tersebut. Setelah menyelesaikan tugas tersebut, Lilik bertanya kepada mereka, “Apa yang Anda rasakan setelah mengekspresikan impian dan kendala-kendala tersebut?” Tanggapan mahasiswa sangat beragam, dari semangat yang berkobar-kobar hingga kebingungan dan kebangkitan semangat untuk mengejar impian yang mungkin telah terlupakan. Lilik kemudian mengundang mahasiswa untuk berbagi cerita tentang gambaran dan tulisan mereka. Ruangan dipenuhi emosi saat mereka mendengar latar belakang impian masing-masing individu. Melalui permainan ini, secara tidak langsung Mas Lilik ingin menyampaikan pesan bahwa setiap individu memiliki perbedaan dan keragaman latar belakang sosial. Mereka diajarkan untuk saling menghargai dan mendukung satu sama lain.

Kegiatan ini akan menjadi kenangan berharga bagi mahasiswa PMM kelompok 12 UPN “Veteran” Jawa Timur. Mereka mendapatkan pelajaran berharga melalui cerita-cerita yang dibagikan, dan mereka berkomitmen untuk menjaga dan menghargai keragaman serta perbedaan, sambil bersemangat melawan intoleransi di Indonesia. Mereka ingin menjadi agen perdamaian, penyebar toleransi, dan sumber inspirasi bagi masyarakat sekitar. (Dyana)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *