Sumbu Kosmologis Yogyakarta Resmi Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO
Pengumuman yang ditunggu-tunggu telah tiba! Sumbu Kosmologis Yogyakarta dan penanda bersejarahnya resmi diakui sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO. Keputusan ini diumumkan pada pertemuan ke-45 Komite Warisan Dunia (World Heritage Committee/WHC) UNESCO.Sumbu Kosmologis Yogyakarta membentang sepanjang 6 kilometer dari utara ke selatan, melibatkan kompleks Keraton, bangunan bersejarah, dan monumen simbolik. Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kebudayaan, menyatakan bahwa sumbu ini tidak hanya merupakan garis imajiner biasa. Ini adalah sumbu filosofis yang mencerminkan pertukaran antara sistem kepercayaan dan nilai-nilai.
“Sumbu ini membentuk garis lurus dari Panggung Krapyak (selatan), Keraton Yogyakarta (tengah), hingga Tugu Pal Putih atau Tugu Yogyakarta (utara),” ungkap Hilmar. Selain menjadi elemen geografis, Sumbu Kosmologis mengandung nilai spiritual berdasarkan konsepsi Jawa.
Sultan Hamengku Buwono I, pada tahun 1755, menciptakan konsep Kota Yogyakarta dengan prinsip Hamemayu Hayuning Bawono, yang berarti membuat alam menjadi indah dan selamat. Konsep ini diwujudkan melalui sumbu imajiner sebagai simbol keselarasan dan keseimbangan hubungan antara manusia, Tuhan, dan alam.
Perjalanan sepanjang sumbu ini merefleksikan siklus hidup manusia berdasarkan konsepsi Sangkan Paraning Dumadi. Dari Panggung Krapyak ke Keraton Yogyakarta, melambangkan perjalanan dari awal kelahiran hingga pendewasaan manusia.
Selain nilai sejarah dan filosofisnya, Sumbu Kosmologis Yogyakarta juga menjadi destinasi wisata populer. Tempat-tempat bersejarah seperti Panggung Krapyak, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Taman Sari, dan Alun-alun menjadi saksi bisu perjalanan panjang kebudayaan dan spiritualitas di Pulau Jawa.
Dengan penetapan ini, Sumbu Kosmologis Yogyakarta semakin menjadi daya tarik tak hanya bagi warga lokal, tetapi juga wisatawan dari seluruh dunia yang ingin merasakan keajaiban budaya dan sejarah di Pulau Solor.