FEB UI Dorong Transformasi Sistem Kesehatan untuk Mewujudkan Indonesia Emas 2045
Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) menekankan pentingnya transformasi sistem dan pembiayaan kesehatan yang lebih efisien dan efektif dalam rangka mencapai visi Indonesia Emas 2045. Dekan FEB UI, Teguh Dartanto, menegaskan bahwa investasi dalam sumber daya manusia melalui sektor kesehatan dan pendidikan adalah kunci utama untuk mencapai tujuan tersebut.
Dalam sebuah acara bertajuk “The 8th InaHEA Biennial Scientific Meeting” dengan tema “Transformasi Sistem Kesehatan: Transisi Demografi dan Tantangan Ekonomi,” Teguh menggarisbawahi bahwa transformasi sistem kesehatan harus fokus pada pencegahan dan promosi kesehatan, bukan hanya pengobatan. Hal ini akan membantu menciptakan akses kesehatan yang berkualitas, merata, dan komprehensif di seluruh masyarakat Indonesia.
FEB UI berkomitmen untuk mendukung transformasi ini melalui penelitian berbasis bukti (evidence-based) dan kolaborasi erat dengan pemangku kepentingan dalam bidang kesehatan. Mereka berharap agar transformasi ini dapat berjalan efisien dan efektif.
Kepala Lembaga Demografi (LD) FEB UI, Abdillah Ahsan, yang juga Ketua Pelaksana acara tersebut, menekankan pentingnya kualitas kesehatan dalam mencapai visi Indonesia Emas 2045. Transformasi sistem kesehatan harus menjadi respons atas pembelajaran dari kerentanan yang dihadapi dalam menghadapi krisis, terutama setelah pandemi Covid-19.
Abdillah menjelaskan bahwa transformasi sistem kesehatan juga sejalan dengan komitmen negara-negara anggota Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk meningkatkan kapasitas sistem kesehatan dan mengurangi ketimpangan kesehatan baik di tingkat nasional maupun internasional.
Dalam acara ini, LD FEB UI menghadirkan para pemangku kepentingan di bidang kesehatan, termasuk akademisi, pelaku industri kesehatan, industri farmasi, hingga pemerhati dan pengambil kebijakan. Mereka bertukar wawasan dan gagasan untuk meningkatkan kualitas kesehatan secara umum dan meningkatkan kontribusi ekonomi kesehatan untuk masyarakat Indonesia.
Setelah acara ini, akan ada tindak lanjut berupa penelitian, pelatihan, dan perumusan kebijakan terkait ekonomi kesehatan dan kesehatan masyarakat secara umum. Ini mencakup aspek seperti industri farmasi, teknologi kesehatan, dan promosi kesehatan.
Acara ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Kementerian Kesehatan, Wakil Menteri Keuangan, dan perwakilan dari Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa (DESA).
Tergantung pada hasil kolaborasi dan tindak lanjut dari acara ini, transformasi sistem kesehatan di Indonesia dapat membawa dampak besar dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.