Kemenag Gandeng Kampus Luar Negeri untuk Angkat Kualitas Perguruan Tinggi Keagamaan Islam
Kementerian Agama (Kemenag) Indonesia terus menjalin kolaborasi dengan sejumlah perguruan tinggi ternama di Amerika Serikat, Eropa, Australia, dan Timur Tengah, dalam upaya mewujudkan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) Indonesia menjadi lembaga yang diakui secara internasional.
Menurut Ahmad Zainul Hamdi, Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Kemenag, program kolaborasi ini mengusung dua model pembelajaran. Mahasiswa PTKI dapat belajar di kampus-kampus terbaik di luar negeri, sementara mahasiswa dari luar negeri juga diberikan kesempatan untuk berkuliah di PTKI Indonesia.
“Ini adalah upaya internasionalisasi PTKI agar tidak hanya mengirimkan mahasiswa ke luar negeri, tetapi juga menarik mahasiswa asing untuk berkuliah di PTKI,” ungkap Inung, panggilan akrab Ahmad Zainul Hamdi.
Kemenag baru-baru ini menjalin kerja sama dengan Central Queensland University (CQU) Australia dan Rochester Institute of Technology (RIT) di New York, Amerika Serikat. Kerja sama ini melibatkan berbagai program seperti MORA Over Seas Student Mobility Award (MOSMA), program gelar (undergraduate, master, dan Ph.D), pertukaran mahasiswa, kunjungan profesor, penelitian bersama, dan program double degree.
“Ini adalah langkah nyata untuk meningkatkan kualitas PTKI agar diakui di tingkat global,” kata Inung, menegaskan komitmen Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
Dalam konteks ini, Kemenag berupaya membuka diri terhadap kemajuan perguruan tinggi di luar negeri. Inung optimistis bahwa melalui kolaborasi positif, PTKI akan mendapatkan manfaat tidak hanya dari segi keilmuan, tetapi juga jaringan, sumber daya, publikasi, dan aspek lainnya.
Pengembangan kerja sama mencakup berbagai aspek, mulai dari working group bersama, pameran pendidikan PTKI untuk mempromosikan perguruan tinggi dan menarik mahasiswa asing, hingga program joint degree, double degree, credit transfer, dan lainnya.
Thobib al-Asyhar, Kepala Subdirektorat Kelembagaan dan Kerja Sama Diktis Kemenag, menyampaikan bahwa kerja sama internasional ini telah berjalan lama namun perlu pembaharuan. “Kita ingin membangkitkan semangat kolaborasi internasional agar PTKI diakui secara global,” ungkapnya, sambil menyebutkan bahwa kerja sama ini telah memberikan dampak positif, seperti peningkatan jurnal di kampus-kampus PTKI yang terindeks Scopus.
Dengan langkah-langkah ini, Kemenag berharap PTKI Indonesia dapat menjadi pusat keilmuan yang diakui dan diminati oleh mahasiswa dari berbagai belahan dunia.