Berita Kebudayaan

Ratu Kalinyamat: Mengungkap Kebenaran Sejarah Melalui Dialog Nongkrong Tobat Spesial

Kediaman KH Ahmad Mustofa Bisri, atau yang akrab disapa Gus Mus, menjadi tempat bertemunya 19 tokoh bangsa pada Minggu (12/11). Mereka bersatu untuk membahas dan mengungkapkan keprihatinan mereka terhadap kondisi demokrasi di Indonesia belakangan ini. Dalam dialog Nongkrong Tobat Spesial di Santrendelik, Gunungpati, Kota Semarang, Ratu Kalinyamat menjadi pusat perhatian yang mendalam.

 

Sebagai pahlawan nasional, Ratu Kalinyamat telah mengusir kekuatan imperialisme yang hendak menguasai negeri lain. Namun, kisah kepahlawanannya masih dipenuhi dengan berbagai versi cerita yang tersebar di berbagai daerah, terutama di luar Kabupaten Jepara. Dalam dialog yang dihadiri oleh ratusan mahasiswa, para ahli sejarah, seperti Peneliti dan Wakil Dekan Akademik FIB Undip Semarang Alamsyah, Dosen Jurusan Seni Rupa Unnes Eko Haryanto, dan Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat, membahas secara mendalam kisah Ratu Kalinyamat.

 

“Kami mengusulkan agar panglima politik saat ini adalah kebudayaan. Kebudayaan membawa nilai-nilai seperti integritas, kejujuran, kepantasan publik, kepatuhan pada moralitas, dan etika. Hal ini harus menjadi fondasi dalam membangun keadaban politik,” ungkap Romo Benny, salah satu pembicara dalam dialog ini.

 

Yono, seorang budayawan dan pemain kesenian ketoprak di Semarang, menyatakan ketertarikannya untuk mengetahui cerita sebenarnya tentang Ratu Kalinyamat. Kisah ini tidak hanya menjadi bagian dari dongeng pengantar tidur, tetapi juga diolah dalam kesenian ketoprak dengan berbagai versi.

 

Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat, yang juga pemrakarsa untuk mengungkap kebenaran sejarah Ratu Kalinyamat, menceritakan bahwa sejak tahun 2013, berbagai cerita berkembang tentang kepahlawanan Ratu Kalinyamat. Meskipun telah dinobatkan sebagai pahlawan nasional, pengusulan tersebut awalnya dua kali ditolak. Namun, melalui upaya keras dari tim peneliti yang melibatkan beberapa perguruan tinggi dan penulis, bukti-bukti otentik dapat dikumpulkan, termasuk bukti dari Portugis. Ini membuktikan keberadaan perempuan pemberani Jepara ini.

 

Lestari Moerdijat juga menyampaikan bahwa Ratu Kalinyamat tidak hanya menghadirkan kejuangan, tetapi juga mempunyai kemampuan kepemimpinan, sebagaimana terbukti dalam sejarah. Peran Ratu Kalinyamat dalam mengusir kaum imperialis dengan mengerahkan puluhan ribu pasukan, baik ke Malaka maupun Ambon, menjadi bukti kehebatannya.

 

“Sekarang menjadi pekerjaan rumah untuk melakukan sosialisasi dan meluruskan kebenaran sejarah, sehingga rakyat Indonesia dapat memahami dan mengetahui sejarah pahlawan secara benar,” kata Lestari Moerdijat.

 

Alamsyah, seorang peneliti yang terlibat dalam proyek ini, menjelaskan bahwa proses penelitian melibatkan ahli sejarah dari berbagai perguruan tinggi, baik dalam maupun luar negeri. Tim peneliti berhasil mengurai dan mengumpulkan bukti otentik yang membuktikan kebenaran kepahlawanan Ratu Kalinyamat.

 

Eko Haryanto, dosen jurusan seni rupa Unnes, menekankan bahwa penelitian tersebut menemui tantangan, terutama dalam memahami ukiran yang berbeda pada Masjid Mantingan dan makam Ratu Kalinyamat. Namun, dengan ketekunan, mereka berhasil membuktikan sejarah Ratu Kalinyamat pada masa itu.

 

Kisah perjuangan Ratu Kalinyamat yang terungkap dalam dialog ini memberikan gambaran yang lebih jelas tentang sosok pahlawan nasional ini. Selain itu, upaya meluruskan sejarah dan mengenali peran perempuan dalam sejarah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *