Bantuan Pemerintah Dorong Eksistensi Komunitas Sastra: Badan Bahasa Apresiasi Lentera Muda Kerinci
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud-Ristek terus mendukung melestarikan bahasa dan sastra Indonesia dengan memberikan bantuan dana kepada komunitas literasi dan sastra. Salah satu yang mendapat perhatian adalah Lentera Muda Kerinci di Jambi. Melalui 79 paket bantuan dana, Badan Bahasa berupaya memperkuat peran masyarakat di akar rumput dalam dunia sastra.
Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Imam Budi Utomo, menyatakan keberlanjutan komunitas sastra dan bahasa perlu menjadi fokus utama. “Meskipun keterbatasan pendanaan, masih ada komunitas yang eksis dalam melaksanakan kegiatan sastra di tengah masyarakat,” ungkapnya saat Festival Sastra dan Bahasa Kerinci di Jambi.
Program Bantuan Pemerintah Bidang Kebahasaan dan Kesastraan, yang disalurkan Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra serta Unit Pelaksana Teknis (UPT) di daerah, bukan hanya bantuan finansial. Sri Haryanti, Kepala Subbagian Tata Usaha Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, menjelaskan bahwa pendampingan dalam penyusunan pelaporan pengelolaan dana juga menjadi bagian dari program tersebut.
“Saat ini, Lentera Muda Kerinci menerima bantuan sebesar 136 juta, dan program ini akan berlanjut di tahun depan. Kami berharap pemerintah daerah, sastrawan, dan masyarakat dapat turut berkontribusi dalam pengembangan bahasa dan sastra,” ujar Sri Haryanti.
Selain menciptakan sumber daya manusia dengan karakter daerah, pendekatan ini diharapkan menguatkan identitas lokal. Dalam pemajuan karya sastra, penguatan identitas yang mengakar pada kearifan lokal menjadi kunci dalam memperkaya seni budaya Indonesia.
Pada Festival Sastra dan Bahasa Kerinci, Pj Bupati Kabupaten Kerinci, Zainal Efendi, menyoroti kekayaan sastra dan bahasa di wilayahnya. Dengan memiliki salah satu dari 12 aksara kuno di Indonesia, yaitu aksara incung, Kerinci berkomitmen untuk menjaga dan melestarikan kearifan lokal. “Acara ini menjadi sarana bagi generasi muda untuk mempelajari dan memahami sastra daerah, khususnya aksara Incung, sehingga sastra kita selalu lestari di tengah masyarakat,” tuturnya.