Berita KebudayaanBerita Pendidikan

Gelar Wicara Kemendikbudristek: Pendidikan Inklusif, Semangat Hari Disabilitas Internasional

Dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional 2023, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggelar wicara mengenai praktik baik penyelenggara pendidikan dalam mewujudkan pendidikan inklusif bagi penyandang disabilitas. Acara ini dihadiri oleh para guru dari sekolah inklusif dan luar biasa, serta perwakilan Kemendikbudristek.

 

Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Dirjen PDM) Kemendikbudristek, Iwan Syahril, menyampaikan komitmen Kemendikbudristek untuk memperkuat pelatihan bagi guru-guru dalam menyusun dan mengimplementasikan rencana pembelajaran untuk semua peserta didik. “Tahun depan, kami akan meluncurkan pelatihan berjenjang untuk pendidikan inklusi yang dapat diikuti oleh semua guru di Indonesia,” ujarnya.

 

Pelaksana tugas Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus (Plt. Direktur PMPK), Aswin Wihdiyanto, menegaskan bahwa kebijakan Merdeka Belajar mendukung ekosistem pendidikan inklusif. “Pemerintah membuka akses seluas-luasnya untuk pendidikan bagi penyandang disabilitas sebagai bentuk keberpihakan dan penghormatan,” jelas Aswin.

 

Gelar wicara ini menjadi forum bagi para guru untuk berbagi kisah dan motivasi dalam menghadirkan pendidikan inklusif. Kepala Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), House of Knowledge, Fransisda Tiodora, menyatakan bahwa keyakinannya pada keunikan setiap anak menjadi motivasi untuk mengembangkan pendidikan inklusif.

 

Lucky Palupi dari Sekolah Kembang menekankan kebahagiaan saat membantu anak-anak berkebutuhan khusus mencapai keberhasilan. Ia mengungkapkan bahwa sebagai guru, fokusnya adalah melihat potensi dan mendorong anak-anak agar berdaya.

 

Dalam upaya menciptakan pembelajaran inklusif, Emilia Rosa dari Head Dept. Special Education Madania School menyoroti perubahan pola pikir dan energi positif yang dibutuhkan. “Mengubah mindset masyarakat bahwa anak berkebutuhan khusus juga bisa berdaya dan memiliki kemampuan,” ujarnya.

 

Para guru juga menyoroti tantangan dalam mendidik anak-anak berkebutuhan khusus. Dede Kurniasih, Kepala SLBN 1 Jakarta, menekankan perlunya memberikan fasilitas maksimal dan mengakui keberagaman karakteristik peserta didik SLB.

 

Direktur Aswin menekankan kolaborasi sebagai kunci perluasan akses dan peningkatan mutu pendidikan inklusif. Kemendikbudristek mendorong partisipasi orang tua dan masyarakat dalam memajukan layanan pendidikan inklusi di Indonesia.

 

Melalui gelar wicara ini, Kemendikbudristek dan para narasumber berkomitmen bersinergi untuk meningkatkan layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus, memperkuat inklusi dalam sistem pendidikan Indonesia.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *