Geliat Sastra Indonesia: Kemendikbudristek Dukung Komunitas Sastra dengan Program Bantuan 2023
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sukses menyelenggarakan Pentas Karya Komunitas Sastra Penerima Bantuan Pemerintah Bidang Kebahasaan dan Kesastraan 2023. Bertemakan “Sastra Perekat Kebinekaan”, acara memukau dengan pementasan mendongeng, pembacaan puisi, musikalisasi puisi, dan teater oleh komunitas sastra dari 11 provinsi, serta penampilan sastrawan nasional.
Suharti, Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, menegaskan komitmen pemerintah untuk memperkuat ekosistem sastra. Program bantuan diharapkan dapat meningkatkan peran komunitas sastra sebagai penggerak dan penguat kesastraan di masyarakat serta mengembangkan karya sastra yang bermakna.
“Bantuan ini diharapkan menjadi pemantik bagi komunitas sastra untuk terus berkontribusi dalam mengembangkan dan menghidupkan sastra di wilayahnya,” ungkap Suharti.
Lebih lanjut, Suharti menyoroti partisipasi generasi muda dalam dunia sastra. Kemendikbudristek tidak hanya melibatkan maestro sastra terkenal, tetapi juga mendorong pelibatan peserta didik dan kaum muda, harapannya akan muncul sastrawan-sastrawan masa depan.
Pada Juli dan September 2023, Badan Bahasa telah mengumumkan 45 komunitas penerima bantuan pemerintah untuk fasilitas komunitas dan 5 komunitas untuk penghargaan, serta penghargaan perorangan untuk 29 orang. Dalam penampilan Pentas Karya Komunitas Sastra, representasi komunitas sastra dari 11 provinsi memberikan warna yang unik.
- Aminudin Aziz, Kepala Badan Bahasa, menegaskan bahwa Kemendikbudristek terus berupaya meningkatkan cakupan penerima bantuan pemerintah agar lebih banyak komunitas sastra yang berdaya dan memberikan dampak positif pada pengembangan sastra dan literasi masyarakat.
“Berdasarkan evaluasi, anggaran untuk pemberdayaan komunitas sastra akan ditingkatkan pada tahun 2024,” kata Aminudin.
Pentas Karya Komunitas Sastra juga menampilkan beberapa sastrawan nasional, seperti Putu Wijaya, Sutardji Calzoum Bachri, dan Godi Suwarna, bersama dengan para maestro sastra, memberikan penampilan teater, baca puisi, dan baca cerpen yang menginspirasi. Acara ini menjadi langkah konkret pemerintah dalam mendukung perkembangan dan keberlanjutan sastra Indonesia.