Terobosan Kampus Merdeka Menciptakan Mahasiswa Berkualitas dan Berdaya Saing Tinggi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah mencetak prestasi gemilang melalui kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Dalam peluncurannya pada tahun 2020, hampir satu juta mahasiswa telah mengeksplorasi minat dan aspirasi mereka melalui pembelajaran di luar kampus.
Dampak positif dari implementasi MBKM kini menjadi sorotan. Studi Dampak Kompetensi menyatakan bahwa peserta program Kampus Merdeka memiliki waktu tunggu kerja tiga bulan lebih singkat, sementara rata-rata gaji mereka 2,2 kali lebih besar dari rata-rata nasional.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim, menyampaikan bahwa antusiasme mahasiswa terhadap program ini sangat tinggi, didukung penuh oleh orang tua yang menginginkan kesempatan terbaik bagi anak-anak mereka. Hasil studi ini membuktikan bahwa pengalaman mereka tidak hanya memberikan dampak akademis, tetapi juga ekonomis yang signifikan.
Nadiem menyoroti urgensi percepatan pembangunan Indonesia sebagai kekuatan besar dunia dengan bonus demografi. Dengan jumlah penduduk usia produktif mencapai 213 juta orang pada tahun 2045, Indonesia berambisi untuk keluar dari middle-income trap dan menjadi kekuatan dunia dengan proyeksi Pendapatan Domestik Bruto (PDB) terbesar keempat di dunia pada tahun 2050.
Transformasi pada pendidikan tinggi dan vokasi menjadi fokus utama, dengan tiga pilar utama: mengubah pendidikan yang kaku menjadi lebih inovatif, mengintegrasikan pembelajaran dengan industri dan daerah, serta membangun pendidikan yang inklusif, aman, dan memberdayakan.
“Pendidikan tinggi dan vokasi memiliki dampak tercepat dalam membangun Sumber Daya Manusia (SDM). Anak-anak yang lulus langsung terjun ke lapangan kerja, memberikan kontribusi langsung untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujar Nadiem.
Program Kampus Merdeka, sebagai wujud pembelajaran terintegrasi, telah mencapai partisipasi lebih dari 900 ribu mahasiswa dan 14 ribu praktisi. Platform Kampus Merdeka menjadi jembatan antara perguruan tinggi, mahasiswa, dan industri, dengan lebih dari seribu perguruan tinggi, 1,2 juta mahasiswa, dan 5.200 mitra industri terlibat.
Dampak positif MBKM terlihat bukan hanya secara nasional, melainkan juga diakui dunia. Indonesia naik 14 peringkat dalam Global Talent Competitiveness Index, dari posisi 89 (2013-2018) menjadi posisi 75 (2019-2023).
Nadiem menegaskan komitmen Kemendikbudristek untuk memperluas peluang bagi lebih banyak mahasiswa dalam program Kampus Merdeka. Kuota peserta di tahun 2024 akan ditingkatkan menjadi 675 ribu peserta sebagai langkah konkret dalam mempertahankan momentum transformasi Merdeka Belajar untuk generasi mendatang.