Bahasa Indonesia, Menembus Batas Internasional!
Kemendikbudristek bersama Badan Bahasa menerobos lanskap internasional dengan langkah-langkah mantap menuju internasionalisasi Bahasa Indonesia. Pencapaian gemilang terbaru adalah ditetapkannya Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi Sidang Umum UNESCO pada November 2023. Prestasi ini tidak terlepas dari kolaborasi Badan Bahasa Kemendikbudristek, Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU), dan Kementerian Luar Negeri.
Dalam webinar “Bangga Bahasa Indonesia Mendunia” pada Kamis (14/12), Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, E. Aminudin Aziz, menyatakan kebahagiannya. “Penetapan Bahasa Indonesia di Sidang Umum UNESCO membuka peluang emas bagi kemajuan Bahasa Indonesia,” ungkapnya bersemangat.
Aminudin juga mencatat peningkatan minat global dalam mempelajari Bahasa Indonesia. Bahkan, Bahasa Indonesia kini diajarkan di 54 negara, naik dari 38 negara pada tahun 2020. Sebanyak 300 lembaga telah bermitra dengan Indonesia, dengan 172 ribu pemelajar aktif Bahasa Indonesia.
Peran berbagai pihak, termasuk perwakilan Indonesia di luar negeri, mitra perguruan tinggi, guru Bahasa Indonesia untuk penelitian komunikasi, dan pekerja migran, menjadi kunci sukses. Aminudin menegaskan perlunya tindak lanjut, termasuk menerjemahkan dokumen resmi UNESCO ke Bahasa Indonesia dan sebaliknya.
Dalam diskusi yang sama, Koordinator Fungsi Direktorat Sosial Budaya dan Organisasi Internasional Negara Berkembang (Sosbud OINB), Kementerian Luar Negeri, Ary Aprianto, menyoroti keberhasilan Bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional. “Bahasa Indonesia memungkinkan partisipasi merata, tanpa hambatan linguistik,” ujarnya.
Ketua Harian KNIU, Itje Chodidjah, menambahkan bahwa prestasi ini juga memperkuat diplomasi internasional Indonesia, khususnya di UNESCO. “Posisi Indonesia semakin kukuh dengan bahasa dan budayanya yang bernilai tinggi,” katanya.
Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Canberra, Australia, Mukhamad Najib, menyatakan bahwa pengakuan UNESCO terhadap Bahasa Indonesia membuka peluang baru. “Bahasa Indonesia bukan hanya belajar karena alasan geografis, tetapi karena menjadi kunci ekonomi dan pengetahuan,” ujar Najib.
Najib berharap melalui kemitraan yang kuat, program internasionalisasi Bahasa Indonesia dapat ditingkatkan. “Melalui kolaborasi yang solid, kita dapat mempromosikan Bahasa Indonesia secara efektif ke tingkat internasional,” tandasnya.