Inovasi Hebat SMK: Kursi Kereta Api Eksekutif Buatan Pelajar Curi Perhatian Industri
Gelombang perubahan dalam dunia pendidikan vokasi melalui kebijakan Merdeka Belajar terus membawa berkah. Episode ke-8 SMK Pusat Keunggulan berhasil mengukir prestasi gemilang, memberikan dampak positif pada lebih dari 1,9 juta siswa SMK di seluruh Indonesia. Transformasi ini tidak hanya mencetak talenta-talenta unggul untuk Indonesia Emas 2045, tetapi juga mengantarkan SMK-SMK di Indonesia menciptakan produk dan inovasi yang menarik perhatian dunia industri.
Salah satu keberhasilan mencolok datang dari SMKN 2 Salatiga, Jawa Tengah, yang melalui kolaborasi dengan industri berhasil menghasilkan kursi kereta api eksekutif berkualitas tinggi. Kursi tersebut tidak hanya memenuhi standar industri, tetapi juga menjadi sorotan utama PT Industri Kereta Api (PT INKA). R. Sartono, guru SMKN 2 Salatiga, dengan bangga menyampaikan bahwa kursi tersebut telah diterapkan pada rangkaian kereta api eksekutif hingga luxury produksi PT INKA.
Menariknya, kursi kereta api ini hampir sepenuhnya merupakan karya anak-anak SMK, mulai dari desain, material, hingga pengerjaan. Dalam keterangannya di Vokasifest X Festival Kampus Merdeka, Sartono menjelaskan bahwa kursi ini dibuat dengan kolaborasi melibatkan satu politeknik, empat SMK, dan industri D’Tech Engineering sebagai supervisi. Inovasi ini tidak hanya membuat kursi lebih nyaman dengan sandaran yang lebih panjang, tetapi juga dilengkapi dengan soket untuk berbagai keperluan seperti pengisian daya ponsel.
Proyek kursi kereta api dari pelajar SMK ini mendapatkan kepercayaan dan kepuasan tinggi dari PT INKA. Nilai proyek pada tahun 2022 mencapai 2,5 miliar rupiah, dan pesanan untuk tahun 2023 mencapai 1.400 kursi kereta eksekutif dan 100 kursi kereta luxury. Kursi luxury ini menjadi yang pertama buatan Indonesia dengan nilai proyek mencapai 20 miliar rupiah. Dalam proyek kedepannya pada tahun 2024-2025, kolaborasi ini berpotensi mencapai angka 80 miliar rupiah dengan peningkatan nilai TKDN kereta api.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim, menyambut baik kesuksesan ini. Dia menyatakan bahwa transformasi pendidikan vokasi tidak hanya merancang sistem yang lebih terbuka dan inovatif, tetapi juga mendorong kolaborasi antara industri dan satuan pendidikan vokasi. Nilai insentif untuk kolaborasi industri dengan SMK Pusat Keunggulan telah mencapai 614 miliar rupiah dan terus akan ditingkatkan.
Kolaborasi sukses juga terlihat dalam SMK Perikanan dan Kelautan Puger, Jember, yang bersama industri mengembangkan teaching factory tambak udang. Laba bersih mencapai 1,2 miliar rupiah per tahunnya, membuktikan bahwa kerja sama antara industri dan pendidikan vokasi memberikan dampak positif yang besar.