Geliat Merdeka Belajar di Tanah Kanguru: Diskusi Antara Atdikbud KBRI Canberra dan Diaspora Bisnis Australia
Program Merdeka Belajar yang diinisiasi oleh Atdikbud KBRI Canberra menggema di daratan Australia. Mukhamad Najib, tokoh utama di belakang inisiatif ini, bersama Indonesia Business Council (IBC) Australia, dan perwakilan pemerintah RI di Australia, mengadakan diskusi seru mengenai peluang dan tantangan membawa mahasiswa magang dari Indonesia ke negeri Kanguru.
Diskusi yang melibatkan berbagai pihak, termasuk Indonesian Trade Promotion Centre (ITPC), Indonesian Investment Promotion Centre (IIPC), Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Sydney, dan PT Garuda Indonesia Sydney, membahas strategi mendukung mahasiswa yang ingin menjalani magang internasional di Australia.
Menurut Atdikbud Najib, pemerintah Indonesia sudah mengirim ratusan mahasiswa untuk studi selama satu semester di Australia dengan beasiswa Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA). Namun, tantangan muncul dari kampus-kampus di Indonesia yang enggan mengirim mahasiswa untuk magang di Australia. Najib menegaskan bahwa magang di Australia memberikan pengalaman internasional berharga bagi mahasiswa, dan dukungan dari diaspora pengusaha di Australia sangat diperlukan.
“Program Merdeka Belajar memberi kesempatan kepada mahasiswa Indonesia untuk melakukan magang internasional. Namun, mahasiswa sering kesulitan mendapatkan tempat magang di luar negeri. Oleh karena itu, dukungan dari diaspora pengusaha di Australia dan kantor perwakilan RI seperti KJRI, ITPC, IIPC, maupun kantor Garuda Indonesia di Sydney sangat diharapkan,” ujar Najib.
Atdikbud KBRI Canberra telah memfasilitasi mahasiswa fakultas pendidikan dari Indonesia yang melakukan praktek mengajar internasional di sekolah-sekolah Australia. “Program magang internasional bukan hanya di perusahaan, bisa juga di kantor pemerintah, sekolah, maupun lembaga penelitian. Kita sesuaikan dengan latar belakang pendidikan mahasiswa dan kebutuhan pembelajaran dari kampus masing-masing,” jelas Najib.
Dalam diskusi di Sydney, peserta menyatakan dukungan penuh pada program magang internasional sebagai implementasi dari Merdeka Belajar. Semua kantor perwakilan RI di Sydney dan pimpinan IBC Australia siap membantu mahasiswa Indonesia yang ingin magang di Australia, baik di kantor perwakilan pemerintah RI maupun perusahaan diaspora Indonesia.
Kepala ITPC Sydney, Christhophorus Barutu, siap menerima mahasiswa Indonesia yang ingin mempromosikan produk-produk Indonesia di Australia. Purwa Adi Gurnita, General Manager Garuda Indonesia di Sydney, mengungkapkan bahwa Garuda sudah merencanakan segala sesuatu yang diperlukan jika ada mahasiswa Indonesia yang ingin magang di Garuda Indonesia Sydney. Kepala IIPC Sydney, Haryo Yudho Sedewo, juga siap memfasilitasi mahasiswa Indonesia yang ingin terlibat dalam aktivitas promosi investasi di Australia.
Presiden IBC Australia, Josep Rustam, menyambut baik program magang internasional dan siap mensosialisasikannya kepada diaspora pengusaha yang tergabung dalam IBC Australia. Namun, Rustam juga mengingatkan pentingnya memahami dengan baik mengenai visa yang diperlukan bagi mahasiswa Indonesia untuk menjalani magang di Australia. “Jika perusahaan ingin menerima magang dari luar negeri, biasanya mereka diminta menjadi sponsor. Hal ini perlu diperhatikan lebih lanjut, agar tidak menjadi hambatan bagi kedua belah pihak,” tutup Rustam.