Pendidikan Berkolaborasi: Orang Tua dan Guru Berperan Penting dalam Kurikulum Merdeka

Suksesnya implementasi Kurikulum Merdeka (KM) di satuan pendidikan tak hanya bergantung pada guru, melainkan melibatkan peran kunci orang tua. Purwanto, pengelola Kelompok Bermain Islam Terpadu (KB IT) Al Mawaddah di Kota Semarang, menjadi contoh inspiratif dalam menghadirkan keterlibatan orang tua secara maksimal.

Purwanto menyadari kompleksitas memahamkan orang tua tentang KM, sehingga ia memutuskan untuk menggelar pelatihan khusus selama tiga minggu dengan tema “Asyiknya Belajar dengan Kurikulum Merdeka”. Fokusnya adalah membekali orang tua dengan keterampilan membuat pertanyaan terbuka, merangsang anak-anak untuk berbicara lebih luas mengenai pembelajaran di sekolah.

“Kami mengajak orang tua untuk membangun komunikasi di rumah dengan pertanyaan-pertanyaan terbuka kepada anak-anak,” ujar Purwanto.

Respon positif dari orang tua menjadi pendorong semangat Purwanto. Mereka mengakui kebahagiaan anak-anak dan peningkatan pemahaman materi pelajaran setelah mengikuti pelatihan. Tak hanya itu, Purwanto memberikan tugas kepada siswa untuk menyusun presentasi berdasarkan pertanyaan-pertanyaan dari orang tua, menciptakan siklus positif antara rumah dan sekolah.

Di ruang kelas, Purwanto menerapkan pendekatan berdiferensiasi dengan memperhatikan gaya belajar unik setiap siswa. Media pembelajaran pun beragam, mulai dari balok, buku, mainan, hingga teknologi seperti laptop dan proyektor. Siswa diberi tugas kreatif, seperti membuat permainan, yang diikuti dengan refleksi bersama guru.

Purwanto berharap bahwa Platform Merdeka Mengajar (PMM) terus berkembang, memungkinkannya untuk terus meningkatkan kapasitas diri dan berbagi pengalaman dengan sesama guru, komunitas, dan orang tua. “Kita perlu mewujudkan guru yang literat agar anak-anak kita menjadi literat. Guru dan orang tua harus bersinergi dalam menciptakan lingkungan belajar yang merdeka dan kreatif,” tutup Purwanto dengan semangat.