Muarajambi, Jambi: Pembenahan Kawasan Cagar Budaya Nasional Menuju Masa Depan Cemerlang
Di tengah semangat memelihara dan memajukan warisan budaya, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tengah giat mempersiapkan penyegaran bagi Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muarajambi di Provinsi Jambi.
Kunjungan pejabat Kemendikbudristek ke KCBN Muarajambi pada tanggal 9 Januari menandai langkah awal serius dalam merevitalisasi kawasan seluas 3.981 hektar yang telah dianugerahi status warisan budaya nasional sejak 2013. Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid, dengan penuh keyakinan mengungkapkan bahwa tahap fisik, terutama pembangunan museum, akan dimulai tahun ini.
KCBN Muarajambi bukan sekadar upaya melestarikan warisan budaya, namun juga menjaga keanekaragaman hayati di sekitarnya. Penataan kawasan ini dilaksanakan dengan konsep harmonisasi yang memperhatikan ekosistem alam setempat.
Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Suharti, menjelaskan bahwa revitalisasi juga akan memanfaatkan program Merdeka Belajar melalui pembangunan Kampus Merdeka. Kampus ini, yang akan berdiri di lahan seluas 30 hektar tanpa merusak struktur bangunan candi, akan menjadi tempat berupa rumah panggung kayu yang menyajikan museum, galeri, laboratorium, dan fasilitas belajar.
“Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka harus dilaksanakan secara optimal di KCBN Muarajambi mengingat Muaro Jambi telah menjadi pusat pendidikan sejak abad ke-8,” ujar Suharti.
Pentingnya kerjasama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat untuk pengembangan KCBN Muarajambi tidak dapat diabaikan. Suharti menekankan bahwa kerjasama ini tidak hanya untuk melindungi kawasan tersebut, melainkan juga memastikan bahwa pengembangan KCBN Muarajambi memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat Jambi, Indonesia, dan dunia.
Revitalisasi KCBN Muarajambi diharapkan tidak hanya berdampak pada pelestarian budaya, tetapi juga pada ekonomi masyarakat sekitar. Fokus utama revitalisasi adalah pemberdayaan masyarakat, di mana masyarakat menjadi pelaku utama.
“Sejumlah program pemberdayaan akan dilakukan, untuk memastikan masyarakat betul mendapatkan manfaat dari keberadaan dan program revitalisasi,” tegas Suharti.
Temuan arkeologis di KCBN Muarajambi menunjukkan bahwa kawasan ini merupakan pusat pendidikan Buddhisme tertua dan terluas di Asia Tenggara pada masa lampau. Dengan langkah serius Kemendikbudristek, Muarajambi menuju masa depan cemerlang yang tidak hanya memelihara sejarah tetapi juga memberdayakan masyarakatnya.