Rapat Kerja Fortadik Soroti Permasalahan Pendidikan Indonesia
Masa depan pendidikan Indonesia menjadi fokus dalam Rapat Kerja Forum Wartawan Pendidikan (Fortadik) bertema ‘Membangun Sinergitas Jelang Transisi Pemerintahan’, pekan lalu di Jakarta. Pertemuan ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk humas mitra seperti Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat (BKHM) Kemendikbudristek, Direktorat Jenderal Kemdikbudristek, dan Ditjen Pendidikan Vokasi, Ditjen Dikti, Ditjen GTK, Ditjen Paud Dikdasmen, Ditjen Kebudayaan, serta Badan Bahasa.
Ketua Fortadik, Syarief Oebaidillah, menjelaskan bahwa tujuan Rapat Kerja Fortadik 2024 adalah mempererat silaturahmi dan kolaborasi dengan para mitra terkait. Selain itu, rapat juga bertujuan untuk merancang program Fortadik ke depan.
Dalam rapat tersebut, Fortadik memberikan catatan kritis mengenai berbagai isu pendidikan di Indonesia saat ini. Beberapa isu utama yang diangkat mencakup peningkatan literasi siswa, tingkat kekerasan di satuan pendidikan, penyelesaian persoalan guru honorer, pengembangan keterampilan guru, peningkatan kualitas anggaran pendidikan, dana abadi kebudayaan, dan transisi ke dunia kerja.
Fortadik juga menyoroti Pemilu 2024 yang akan diselenggarakan pada 14 Februari 2024. Mereka mengusulkan agar aparat negara dan ASN pendidikan tetap bersikap netral selama proses pemilu. Fortadik juga mengimbau agar kebijakan dari pemenang pemilu tidak merugikan dunia pendidikan, khususnya siswa dan guru.
Syarief Oebaidillah menekankan bahwa berbagai permasalahan di dunia pendidikan Indonesia menjadi sorotan khusus calon presiden dan wakil presiden yang akan bertarung pada Pilpres 2024. Ia mencatat bahwa pendidikan menjadi salah satu tema utama dalam debat terakhir capres yang dijadwalkan pada 4 Februari 2024.