Berita Pendidikan

Sebuah Pemahaman yang Dalam, Indonesia Peringati Hari Pendidikan Internasional

Tepat pada tanggal 24 Januari 2024, Indonesia memperingati Hari Internasional untuk Pendidikan, sebuah momen yang ditetapkan oleh PBB melalui Sidang Umum pada 3 Desember 2018. Peringatan ini dilandaskan pada kebutuhan akan pendidikan berkualitas, inklusif, dan adil bagi semua peserta didik, mulai dari tingkat terendah hingga tertinggi.

 

Tema yang diangkat pada peringatan tahun ini adalah “Learning for lasting peace.” Sebuah tema yang dipilih dengan pertimbangan melihat tingginya konflik dan kekerasan yang terjadi di seluruh dunia, baik pada tingkat lokal maupun global. Hal ini mencakup permasalahan diskriminasi, rasialisme, xenophobia, dan ujaran kebencian.

 

Peringatan ini memberikan kita kesempatan untuk merenung, bahwa perilaku buruk terhadap sesama manusia bukanlah sesuatu yang muncul begitu saja. Perilaku tersebut merupakan hasil dari pembelajaran, yang kemudian dipilih oleh mereka yang menghadapi masalah atau konflik sebagai cara untuk menyelesaikannya.

 

Dalam menghadapi realitas ini, pendidikan menjadi kunci utama untuk membentuk perilaku yang lebih baik. Dengan memberikan pendidikan yang menanamkan nilai-nilai damai dan melatih keterampilan penyelesaian masalah tanpa kekerasan, diharapkan peserta didik mampu memilih jalan damai ketika dihadapkan pada konflik. Dampaknya akan terasa positif, tidak hanya pada tingkat personal, tapi juga pada tingkat masyarakat secara luas, dari lokal hingga global.

 

Tentu, dalam konteks pendidikan di Indonesia, tantangan nyata muncul dalam implementasi pemahaman ini. Pentingnya pemahaman yang tepat mengenai makna perdamaian menjadi fokus, karena saat ini sekolah-sekolah masih cenderung memandang perdamaian secara terbatas, hanya sebagai situasi ketika tidak ada perang atau konflik bersenjata.

 

Sekolah-sekolah di Indonesia perlu menggali lebih dalam dan memahami bahwa perdamaian bukan hanya tentang ketiadaan kekerasan fisik, verbal, dan psikis di lingkungan sekolah. Lebih dari itu, pendidikan perdamaian juga harus membahas penghentian kekerasan struktural dan kekerasan kultural, yang dapat menghambat akses individu untuk memenuhi hak-hak dasarnya sebagai manusia.

 

Sekolah Sukma Bangsa menjadi contoh nyata dalam mengadopsi makna perdamaian yang lebih luas. Sejak berdiri pada tahun 2006, sekolah ini telah mengintegrasikan konsep perdamaian dalam dokumen dan praktiknya. Seluruh pendidik di Sekolah Sukma Bangsa diharuskan memahami makna perdamaian melalui pelatihan mendalam, sehingga mampu mengintegrasikan nilai-nilai perdamaian dalam setiap mata pelajaran.

 

Dalam menghadapi kasus kekerasan, Sekolah Sukma Bangsa tidak hanya fokus pada penghentian kekerasan langsung, tapi juga melakukan analisis menyeluruh untuk mengetahui akar masalah, terutama yang terkait dengan kekerasan struktural dan kultural. Tindakan yang diambil tidak hanya bersifat penanggulangan, tapi juga berupaya melakukan intervensi untuk menyelesaikan masalah struktural dan kultural agar kejadian serupa tidak terulang.

 

Dengan adanya peringatan Hari Pendidikan Internasional dan tema “Learning for lasting peace,” diharapkan pemahaman akan pentingnya pendidikan perdamaian semakin ditekankan di setiap ruang kelas di sekolah-sekolah Indonesia. Tidak hanya sekadar mengurangi kekerasan langsung, tapi juga membahas dan menyelesaikan akar masalah kekerasan struktural dan kultural. Implementasi pendidikan perdamaian harus menjadi prioritas utama, didukung oleh kebijakan strategis dari pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Learning for lasting peace bukan hanya sekadar tema, tapi sebuah komitmen nyata untuk menciptakan perdamaian yang berkelanjutan melalui pendidikan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *