Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarbaru dan KLHK Bersinergi untuk Kelestarian Lingkungan
Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarbaru menjadi fokus Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam mendorong peran perguruan tinggi dalam pengelolaan lahan basah. Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan (PKTL) KLHK, Dr. Hanif Faisol Nurofiq, menyampaikan pesan tersebut saat memberikan kuliah umum di Auditorium ULM Banjarbaru.
Hanif menekankan bahwa pemerintah terus mendukung peran perguruan tinggi, khususnya ULM yang memiliki keunggulan di bidang lingkungan lahan basah. Potensi lahan basah di Indonesia diangkat sebagai tema utama untuk mencapai keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.
“ULM berpeluang besar untuk terlibat dalam perdagangan karbon melalui kegiatan penyerapan dan peningkatan karbon, terutama dengan memanfaatkan potensi ekosistem mangrove dalam kawasan hutan,” ujar Hanif.
Dalam kolaborasi ini, ULM dapat turut serta dalam aktivitas restorasi gambut, rehabilitasi mangrove, dan pengembangan silvofishery di kawasan mangrove. Ini tidak hanya menciptakan lapangan kerja hijau tetapi juga mendukung penyediaan sumber daya manusia yang terampil dalam pengelolaan lahan basah.
Rektor ULM Banjarbaru, Profesor Ahmad Alim, menyatakan komitmen ULM dalam penelitian dan pengembangan lahan basah untuk mencapai visi menjadi universitas terkemuka di bidang ini. Proposal teknis untuk Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH) pada kawasan hutan produksi sudah disusun, melibatkan enam desa di Kabupaten Kotabaru.
Dirjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL) KLHK, Dr. Bambang Supriyanto, menambahkan bahwa konflik tenurial di kawasan lahan basah gambut dapat diatasi melalui program perhutanan sosial. Program ini tidak hanya untuk mensejahterakan masyarakat sekitar hutan tetapi juga untuk menjaga ekosistem hutan agar tetap lestari.