Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) Gebrak Pendidikan dengan ‘Ngkaji Pendidikan’ Tema ‘Ruang Ketiga

Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) menggelar acara “Ngkaji Pendidikan” dengan penuh semangat di Aula SMKN 8 Surakarta hari Sabtu kemarin. Lebih dari 1000 guru dari berbagai provinsi di Indonesia, seperti Jawa Tengah, Banten, DIY, Aceh, dan Kalimantan, turut serta dalam acara yang berfokus pada tema “Ruang Ketiga di Pendidikan.”

Muhammad Nur Rizal, pendiri GSM dan pemateri utama, menyampaikan konsep ruang ketiga sebagai bentuk nyata dari upaya GSM dalam merombak dunia pendidikan di Indonesia. Ruang ketiga diartikan sebagai interaksi dan dialog antar individu, yang diharapkan dapat mengubah sekolah menjadi lebih dari sekadar tempat belajar formal.

“Ruang ketiga di sekolah adalah wadah di mana siswa bisa berinteraksi dan berdialog, meskipun dalam keterbatasan. Tujuannya agar sekolah tidak hanya menjadi tempat belajar, tapi juga tempat melahirkan generasi yang mampu mengubah keadaan,” ungkap Rizal dengan penuh semangat.

Edi Purwanto, Kepala Seksi SMA/SLB yang mewakili Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VII Provinsi Jateng, menyambut baik inisiatif ini. Ia menyoroti tantangan pendidikan saat ini, yaitu menciptakan sekolah yang benar-benar menyenangkan bagi seluruh warga sekolah sambil menjaga agar kasus bullying tidak merajalela.

Pergerakan pendidikan yang diusung oleh GSM menekankan gotong royong dan penggunaan hati dalam praktiknya. Sugi Sugiyanto, Kepala Sekolah SMK dan Ketua Komunitas GSM Jawa Tengah, menyatakan bahwa identitas GSM menjadi kekuatan besar yang bisa menghasilkan perubahan luar biasa dengan adanya kolaborasi antar komunitas.

Semangat perubahan dari Gerakan Sekolah Menyenangkan semakin terasa, memberikan harapan baru untuk menciptakan ruang ketiga di sekolah-sekolah Indonesia. Dengan filosofi yang ditanamkan dan gotong royong antarkomunitas, perubahan positif dalam dunia pendidikan tampak semakin dekat.