Rektor Universitas Pancasila, Edie Toet Hendratno, Resmi Diberhentikan Akibat Kasus Pelecehan Seksua

Rektor Universitas Pancasila (UP), Edie Toet Hendratno, resmi diberhentikan dari jabatannya sebagai buntut dari kasus pelecehan seksual terhadap dua pegawai perempuan di UP. Pemberhentian tersebut disahkan oleh Ketua Yayasan Pendidikan dan Pembina Universitas Pancasila (YPPUP), Siswono Yudo Husodo.

“Sesuai keputusan hari ini, Edie Toet Hendratno diberhentikan dari jabatannya sebagai Rektor UP,” ujar Siswono Yudo Husodo pada Rabu (28/2).

Usai pemberhentian, Siswono melantik Sri Widyastuti sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Rektor UP. Sri Widyastuti, seorang Guru Besar senior di UP dengan gelar Professor, diamanahi untuk menjalankan tugas-tugas rektor hingga terpilihnya rektor baru.

Siswono menekankan pentingnya menjunjung tinggi nilai-nilai etika profesional di UP. “Mari kita bersama-sama menjaga marwah serta nama baik UP dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kode etik profesional,” ujarnya.

Terhadap kasus yang melibatkan Professor Edie Toet Hendratno, yang sedang dalam proses hukum, Siswono menyatakan bahwa semua pihak harus menghormati prinsip praduga tak bersalah. Dia juga menegaskan jaminan hak-hak pelapor sesuai dengan regulasi yang berlaku.

Sementara itu, Professor Sri Widyastuti akan bertanggung jawab melakukan koordinasi pemilihan dekan, persiapan acara wisuda pada 21 Mei 2024, dan memastikan kelancaran penerimaan mahasiswa baru untuk tahun akademik 2024-2025.

Proses pemilihan rektor sendiri telah berlangsung sejak November 2023 dan dilakukan secara terbuka untuk mendapatkan rektor yang kredibel dan mampu bersaing di tingkat internasional.

Sebelumnya, ratusan mahasiswa dari berbagai fakultas UP menggeruduk rektorat pada Selasa (27/2/2024), menuntut mundurnya Edie Toet Hendratno dari jabatannya. Mereka mengkritik ketidakprofesionalan Professor Edie Toet Hendratno dan merasa bahwa reputasi kampus tercemar akibat tindakannya.