Berita Pendidikan

Dunia Psikologi Anak: Menelusuri Akar Perundungan dan Dampaknya pada Kesehatan Mental

Kelompok Staf Medis KSM Psikiatri RSUP Nasional dr. Cipto Mangunkusumo, Prof. Tjhin Wiguna, menyoroti peran lingkungan psikososial anak dalam membentuk perilaku perundungan. Menurutnya, lingkungan yang terlalu permisif dan kurang dalam hal pendisiplinan dapat menjadi pemicu anak merasa berhak berbuat nakal tanpa konsekuensi yang jelas.

 

“Lingkungan sekolah atau rumah yang membolehkan anak berbuat nakal tanpa konsekuensi membuat mereka cenderung melibatkan diri dalam perilaku negatif, terutama terhadap orang lain,” ujar Prof. Tjhin dalam pernyataannya.

 

Menurutnya, anak-anak yang terlibat dalam perundungan sering kali berasal dari lingkungan yang membiarkan perilaku negatif tanpa memberikan batasan yang jelas. Faktor-faktor seperti kurangnya pendisiplinan di sekolah juga dapat memicu anak melakukan tindakan seenaknya karena tidak adanya konsekuensi yang tegas.

 

Prof. Tjhin juga menyoroti bahwa pelaku perundungan sering kali merupakan anak-anak yang terlihat lebih nakal atau berani. Beberapa di antara mereka mungkin memiliki kecenderungan khusus, seperti hiperaktif atau impulsif. Anak-anak ini mungkin sulit mengontrol perilaku mereka, yang dapat berdampak pada tindakan perundungan.

 

Namun, Prof. Tjhin menekankan bahwa tidak hanya faktor lingkungan yang berperan dalam perundungan. Pengalaman masa kecil sebagai korban perundungan juga dapat memengaruhi perkembangan kepribadian seseorang. Hal ini dapat menyebabkan seseorang mencari cara untuk menekan orang lain ketika dewasa.

 

“Dampak perundungan pada korban tidak boleh dianggap enteng. Mereka dapat mengalami masalah emosional, perilaku, dan kondisi mental yang serius, termasuk cemas, depresi, dan kegagalan dalam berbagai aspek kehidupan,” tambahnya.

 

Prof. Tjhin menegaskan perlunya dukungan dari keluarga dan peran serta guru di sekolah dalam mengatasi perundungan. Meskipun belum ada penelitian tentang kemungkinan kesembuhan pelaku perundungan, konsultasi psikologis dan dukungan sosial dianggap penting untuk membina baik pelaku maupun korban perundungan agar dapat mencapai kedamaian.

 

“Dukungan dari guru dan teman sebaya juga sangat diperlukan. Keluarga perlu memberikan dukungan dan penentraman kepada siswa yang mengalami perundungan,” tutup Prof. Tjhin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *