Sukses Penuhi Antusiasme, Peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional 2024 di Gedung YPK, Bandung
Peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional tahun 2024 yang digelar di Gedung YPK, Jalan Naripan No. 7, Kota Bandung, beberapa waktu lalu, menciptakan semarak dan antusiasme yang luar biasa. Acara utama, Mieling Poé Basa Indung, berhasil menyedot perhatian dengan kehadiran beragam pihak, termasuk Duta Bahasa Provinsi Jawa Barat seperti Selly Nuraprillia dan Dipa Suharto.
Dalam wawancara eksklusif, Selly Nuraprillia menyampaikan kegembiraannya melihat banyaknya partisipan dari berbagai kalangan. “Ini adalah perayaan Hari Bahasa Ibu Internasional yang paling meriah sejauh ini. Kita melibatkan kepala Balai dan Kantor Bahasa se-Indonesia, guru, komunitas, dan pemangku kepentingan lainnya,” ujar Selly dengan antusias.
Selly Nuraprillia, seorang penulis berpengalaman dengan 11 buku berbahasa Indonesia, berbagi pandangannya tentang tantangan melestarikan bahasa Sunda. Menurutnya, rasa malu dan ketakutan dalam menggunakan bahasa ibu menjadi hambatan utama, terutama di kalangan remaja yang ingin diterima di lingkungan sekitarnya. Dia berharap acara semacam Mieling Poé Basa Indung dapat terus diadakan untuk memantik minat generasi muda dalam melestarikan bahasa daerah.
Dalam konteks pendidikan, Selly mendukung masuknya bahasa daerah ke dalam kurikulum sebagai upaya efektif untuk melestarikannya. Dia juga menyoroti peran anak muda dalam komunitas bahasa daerah sebagai langkah positif dalam menjaga keberlanjutan bahasa ibu.
Duta Bahasa Provinsi Jawa Barat lainnya, Dipa Suharto, turut menyampaikan pesan serupa. Menurutnya, peringatan Hari Bahasa Ibu dapat membangkitkan semangat menjaga bahasa daerah sebagai identitas bangsa. Dia mengajak masyarakat Kota Bandung untuk bangga menggunakan bahasa daerah, mengingat Jawa Barat memiliki tiga bahasa daerah: Sunda, Melayu Betawi, dan Jawa Dialek.
Kepala Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (Badan Bahasa), E. Aminudian Aziz, menegaskan tujuan acara ini adalah untuk memelihara bahasa ibu, khususnya bahasa Sunda. Dia mengapresiasi partisipasi masyarakat dan dukungan pemerintah daerah yang membuat acara tersebut berhasil.
Tema peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional tahun 2024, “Pendidikan Multibahasa sebagai Pilar Pembelajaran Antargenerasi,” mencerminkan komitmen Indonesia dengan UNESCO dalam melestarikan bahasa ibu melalui media pembelajaran. Aminudin juga mencatat kepunahan bahasa daerah sebagai kenyataan yang perlu dihadapi, dan Badan Bahasa telah melakukan revitalisasi bahasa daerah untuk memperlambat proses tersebut.
Sejak tahun 2021, 92 bahasa daerah telah direvitalisasi oleh Kemendikbudristek. Aminudin mengajak sekolah dan masyarakat untuk terus mendukung implementasi revitalisasi bahasa daerah dan berharap makin banyak masyarakat yang menggunakan bahasa daerahnya.
Data Kemendikbudristek mencatat bahwa setiap tahunnya kita kehilangan 200.000 penutur bahasa daerah. Oleh karena itu, upaya perlindungan bahasa dan sastra dilakukan melalui pemetaan bahasa, kajian vitalitas bahasa, konservasi, revitalisasi, dan registrasi. Revitalisasi bahasa daerah dilakukan sesuai dengan karakteristiknya, dengan tiga model pendekatan yang disesuaikan dengan kondisi di lapangan.
Peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional tahun 2024 menjadi tonggak sejarah dalam perjuangan melestarikan bahasa ibu, dan partisipasi aktif masyarakat diharapkan dapat memperkuat kesadaran akan pentingnya menjaga keberagaman bahasa daerah di Indonesia.