Guru Penggerak, Pilar Kepemimpinan Baru di Sekolah: Pemda Papua Gencarkan Bimtek Kepemimpinan
Langkah revolusioner di bidang pendidikan kembali diambil oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Papua. Kali ini, pengangkatan Guru Penggerak sebagai kepala sekolah menjadi komitmen kuat dalam mewujudkan layanan pendidikan berkualitas, sejalan dengan Gerakan Merdeka Belajar yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Pengimplementasian kebijakan ini di daerah tak lepas dari tantangan-tantangan yang kompleks. Untuk menghadapi dinamika tersebut, Balai Guru Penggerak (BGP) Papua menggelar kegiatan Bimbingan Teknis Kepemimpinan Sekolah bagi Guru Penggerak. Acara ini dirancang untuk memberikan solusi bagi guru dan kepala sekolah dalam menghadapi tantangan-tantangan tersebut.
Mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek Nomor 7327/B.B1/HK.03.01/2023 tentang Model Kompetensi Kepala Sekolah, kegiatan ini penting untuk menjaga agar kepala sekolah senantiasa terampil dan berkualitas. Fatkurohmah, Kepala BGP Papua, menjelaskan bahwa “Kepala sekolah kini menjadi penggerak, bukan lagi sekadar pengelola administrasi. Fokusnya adalah mengajak seluruh warga sekolah dan masyarakat untuk bersama-sama meningkatkan mutu layanan pendidikan di satuan pendidikan.”
Bimbingan Teknis Kepemimpinan Sekolah bagi Guru Penggerak berlangsung pada 26 hingga 29 Februari 2024 di Hotel Horison Ultima Entrop Papua. Kegiatan ini melibatkan 52 Kepala Sekolah yang berasal dari Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) di 11 Kabupaten/Kota wilayah koordinasi BGP Papua.
Narasumber dari berbagai instansi dengan pengalaman dan kompetensi yang mumpuni terlibat dalam kegiatan ini. Materi melibatkan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kemendikbudristek, Widyaiswara BBGP Jawa Tengah, Kepala Sekolah SDN Werungotok 2 Kabupaten, dan Kepala Sekolah SMAN 2 Skanto Kabupaten Keerom.
Pentingnya Model Kepemimpinan yang Sesuai dengan Zaman
Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) hadir untuk memberikan bekal kepada guru tentang kepemimpinan dalam pembelajaran dan manajemen sekolah. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan regulasi, pengembangan sekolah menjadi kebutuhan mendesak.
Kegiatan ini juga memberikan pemahaman kepada peserta tentang pengambilan keputusan etis dan moral, keterampilan manajerial di era abad ke-21, dan penilaian kinerja melalui Platform Merdeka Mengajar (PMM).
Widyaiswara Pusdiklat Pegawai Kemendikbudristek, Kokom Komala, menegaskan bahwa kepala sekolah perlu memahami pentingnya memiliki jiwa kepemimpinan. “Sebagai pemimpin, harus menjadi motivator dan inspirator yang hebat,” ujarnya.
Ia juga menyoroti pentingnya motivasi diri yang tinggi bagi kepala sekolah. Dalam situasi sulit, Komala menekankan perlunya melakukan afirmasi diri dengan berkata pada diri sendiri, “Saya bisa/kuat/hebat.” Selain itu, seorang pemimpin juga harus memiliki keterampilan bernegosiasi dan mampu mengenali potensi yang dimiliki, terutama potensi sumber daya manusia.
Praktik Baik Pengembangan Sekolah sebagai Inspirasi
Pendalaman konsep kepemimpinan kepala sekolah tidak hanya dilakukan melalui teori, tetapi juga dengan menyajikan praktik baik tentang Kepemimpinan Sekolah dalam Keterbatasan dan Kewirausahaan Sekolah. Inisiatif ini mendapat respons positif dari para peserta.
Ester Winarni, salah satu peserta, menyampaikan bahwa praktik baik tersebut dapat menjadi inspirasi bagi dirinya dalam merancang program-program sekolah dan membangun kemitraan dengan berbagai pihak.
Fenina Esther Raunsay, peserta lainnya, menegaskan, “Saya dan rekan guru akan membuat pojok baca, meskipun buku anak TK sering rusak atau robek, tetapi itu tidak masalah. Yang penting, kita tanamkan tanggung jawab saling menjaga.”
Pemda Kabupaten Nabire juga memberikan apresiasi positif terhadap kegiatan yang diselenggarakan oleh BGP Papua. Kabupaten Nabire aktif mempromosikan Guru Penggerak dan Calon Guru Penggerak sebagai calon kepala sekolah.
Dina Pidjer, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Nabire, mengucapkan terima kasih dan apresiasi tinggi kepada BGP Papua atas penyelenggaraan kegiatan ini. “Kami menyadari bahwa untuk menjadi kepala sekolah, diperlukan kompetensi dan kriteria tertentu, tidak hanya sertifikat Guru Penggerak,” ungkapnya.