Kisah Inspiratif Mahasiswa Beasiswa IISMA: Melampaui Batasan Budaya dan Sukses di Negeri Orang
Para mahasiswa penerima beasiswa Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) merasakan petualangan tak terlupakan selama satu semester di negara asing. Melalui suka duka, mereka menuliskan kisah menarik tentang adaptasi terhadap disparitas nilai, norma, bahasa, dan gaya komunikasi yang mempengaruhi interaksi di tengah latar belakang budaya yang berbeda.
Gegar budaya, seperti yang dijelaskan dalam buku “Komunikasi Lintas Budaya,” menjadi tantangan awal yang dihadapi para mahasiswa. Aprilia Cahyaningrum, mahasiswa Bahasa dan Sastra Inggris di Universitas Airlangga, menceritakan perasaan ketegangan dan antusiasme sejak menerima beasiswa hingga tiba di Heathrow, London.
Mathena Aletheia, mahasiswa Universitas Bunda Mulia, mengungkapkan kesulitan tidur karena kebahagiaan menjadi penerima IISMA. Bagi Mathena, London bukan hanya impian, tapi kenyataan pahit ketika harus menghadapi kenyataan meninggalkan keluarga dan memulai perjalanan sendiri.
Namun, bersamaan dengan kegembiraan awal, datang pula fase frustasi. Aprilia merasakan kesepian dan kebingungan karena tidak memiliki keluarga atau teman di sekitarnya yang menggunakan bahasa aslinya. Begitu juga dengan Mathena, yang merasakan kesulitan beradaptasi di London dan merindukan zona nyamannya.
Tahapan frustasi ini tidak berlangsung selamanya. Ketekunan dan ketabahan menjadi kunci bagi Aprilia untuk menyesuaikan diri di Queen Mary University of London. Dia berhasil menjalin hubungan baru dan melihat London sebagai rumah kedua.
Mathena, meskipun awalnya merasa kesepian dan tidak berdaya di London, berhasil mengatasi rasa takut dan kecemasan. Ia mulai memahami lingkungan barunya, dari berbelanja hingga menavigasi sistem transportasi yang dianggap rumit.
Setelah melewati berbagai tantangan, akhirnya para mahasiswa berhasil menangani gegar budaya dengan baik. Mereka menyadari nilai dan hikmah dari pengalaman studi internasional mereka. Aprilia mengakui bahwa meninggalkan London membawa rasa getir, tetapi juga memberikan pelajaran dan kenangan berharga yang akan selalu diingat.
Ficky Fadhilah, awardee IISMA di QMUL’s School of English and Drama (SED), menuturkan bahwa kesempatan yang diberikan selama studi di QMUL SED tidak hanya bermanfaat secara akademis, tetapi juga menyenangkan. Mathena menambahkan bahwa pengalaman belajar di luar negeri membuatnya semakin percaya diri dan mampu menghadapi tantangan.
Kisah para mahasiswa IISMA menjadi inspirasi bagi para mahasiswa Indonesia untuk mengejar impian mereka dan menjelajahi peluang pendidikan internasional. Dengan penuh semangat, mereka menunjukkan bahwa ketekunan dan resiliensi adalah kunci sukses dalam menaklukkan tantangan gegar budaya.