Berita Pendidikan

Kolaborasi Bersama Atasi Biaya Kuliah, Solusi Terbaru untuk Masyarakat Menengah

Dalam upayanya mengatasi persoalan tingginya biaya kuliah di Indonesia, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek, Nizam, menekankan pentingnya kolaborasi seluruh pihak. Meskipun pemerintah telah meluncurkan berbagai program bantuan, seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah untuk mahasiswa dari keluarga tidak mampu, masih ada kelompok menengah yang merasa terpinggirkan.

 

Nizam mengakui adanya lubang persoalan bagi masyarakat kelompok menengah yang tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan KIP Kuliah namun kesulitan membiayai kuliah. Dalam wawancaranya, ia menyatakan perlunya mencari solusi bersama dengan menggagas skema pendanaan yang adil dan tidak membebani mahasiswa dengan utang seumur hidup.

 

Pemerintah, melalui Kementerian Keuangan, tengah mengkaji skema pinjaman pelajar yang bersahabat dan tidak mengakibatkan lulusan terjerat utang. Salah satu skema yang menjadi perhatian adalah Income Contingent Loans yang telah berhasil diterapkan di negara-negara seperti Australia dan Inggris.

 

Direktur Bisnis Konsumer PT Bank Rakyat Indonesia (BRI), Handayani, juga ikut memberikan pandangan. Menurutnya, perbankan dapat memfasilitasi kebutuhan pembiayaan pendidikan dari tingkat awal hingga perguruan tinggi. BRI sebagai BUMN milik pemerintah dan go public, menegaskan tanggung jawabnya terhadap pendidikan dengan menyediakan bantuan untuk meningkatkan kompetensi SDM.

 

Terlepas dari pinjaman daring yang tidak dikecam sepenuhnya, Handayani menekankan perlunya pinjaman dengan bunga yang terjangkau agar peminjam tidak terjerat dalam utang. BRI siap mendukung ekosistem universitas dan pendidikan tinggi dengan memberikan dukungan terkait biaya pendidikan dan literasi keuangan.

 

Wakil Ketua Forum Rektor Indonesia, Didin Muhafidin, memberikan perspektif tambahan. Dia berharap pemerintah daerah turut memperhatikan perguruan tinggi di wilayahnya dengan pemberian insentif, seperti pembebasan pajak untuk lembaga sosial. Hal ini dianggap sebagai langkah konkret untuk membantu mahasiswa.

 

Rektor Universitas Yarsi, Fasli Jalal, menambahkan bahwa biaya pendidikan tinggi di Indonesia sebenarnya masih tergolong rendah secara makro. Namun, dia menyarankan agar perlu dilakukan penghitungan biaya riil pendidikan tinggi per program studi dan wilayah, serta menetapkan target nasional untuk mencapai rasionalitas biaya pendidikan.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *