Pesta Adat Lom Plai: Konservasi Budaya Suku Dayak Wehea
Budaya lom plai, tradisi khas Suku Dayak Wehea, kembali menghiasi agenda tahunan. Rangkaian acara ini diadakan sebagai wujud penghargaan terhadap padi, jelmaan manusia menurut kepercayaan suku ini.
Pada tahun ini, pesta adat dan budaya lom plai akan digelar mulai tanggal 18 Maret hingga 23 April 2024 di Kabupaten Kutai Timur. Acara ini diharapkan tidak hanya memperkokoh identitas budaya, tetapi juga menjadi momen refleksi akan pentingnya menjaga dan menghormati alam.
Lom plai merupakan ritual yang dilakukan sebagai ungkapan syukur setelah panen padi usai. Acara ini memiliki makna mendalam bagi Suku Dayak Wehea, dimana padi dianggap sebagai sosok yang layak dihormati dan diperlakukan dengan penuh penghargaan.
Sejarah panjang lom plai turut menjadi bagian dari warisan budaya Suku Dayak Wehea. Kisah tentang Hepuy Ledoh bernama Diang Yung yang berkorban demi menyelamatkan warganya dari bencana kekeringan dan kelaparan menjadi inti dari perayaan ini.
Melalui serangkaian prosesi dan upacara adat, Suku Dayak Wehea memperingati peristiwa tersebut dengan penuh pengabdian. Bahkan, ritual mengorbankan Putri Long Diang Yung dalam mimpi Hepuy Ledoh menjadi cermin kepatuhan dan penghormatan terhadap padi.
Dengan digelarnya pesta adat lom plai setiap tahunnya, Suku Dayak Wehea berusaha menjaga keberlangsungan tradisi serta mengajarkan pentingnya menjaga keseimbangan alam. Semoga perayaan kali ini kembali memperkaya khazanah budaya Indonesia dan memberikan inspirasi bagi generasi mendatang.