UNESCO Akui Idulfitri dan Iduladha sebagai Hari Besar Keagamaan
Organisasi Pendidikan, Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) telah secara resmi mengakui Idulfitri dan Iduladha sebagai hari besar keagamaan. Pengakuan ini merupakan hasil dari usulan lebih dari 30 negara, termasuk Indonesia.
Dalam dokumen yang tersedia di situs resmi UNESCO, pengakuan tersebut disebut sebagai langkah penting dalam mendorong pemahaman budaya dan saling menghormati. UNESCO menegaskan komitmennya untuk merangkul keberagaman dan mengakui kekayaan warisan budaya serta praktik keagamaan di negara-negara anggotanya.
Pengakuan tersebut juga dianggap sebagai upaya untuk memperkuat dialog antar-agama. UNESCO percaya bahwa dengan mengakui kedua hari besar tersebut, organisasi ini akan mampu mempromosikan dialog, toleransi, dan saling menghormati di antara masyarakat dunia.
Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (KNIU) menyambut baik pengakuan ini dengan ungkapan syukur. Menurut mereka, pengakuan ini merupakan langkah positif yang akan memperkaya keragaman budaya dan agama di Indonesia serta di seluruh dunia.
Sebagai anggota Dewan Eksekutif UNESCO periode 2023-2027, Indonesia memiliki peran penting dalam proses pengakuan ini. Pernyataan resmi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menegaskan rasa syukur atas dukungan lebih dari 30 negara yang memungkinkan pengakuan ini terwujud.
Salah satu poin penting dalam pengakuan ini adalah keputusan UNESCO untuk tidak menyelenggarakan pertemuan resmi apa pun di Markas Besar UNESCO di Paris selama perayaan Idulfitri dan Iduladha. Hal ini menunjukkan penghargaan yang tinggi terhadap nilai-nilai keagamaan umat Islam.
Pengakuan ini diharapkan akan menjadi langkah awal untuk memperkuat kerjasama antarbangsa dalam menghormati dan merayakan keberagaman budaya dan agama di seluruh dunia.