Mahasiswa Unja Bekerja Sebagai Kuli Panggul di Jerman, Berbeda Jauh dengan Janji Magang
Seorang mahasiswa Universitas Jambi (Unja) bernama N, harus merasakan pahitnya realitas ketika magang di Jerman. Ditempatkan di Kota Breman, Jerman, yang seharusnya menjadi pengalaman belajar yang berharga, malah menjadi mimpi buruk.
N mengungkapkan bahwa selama tiga bulan magangnya, ia tidak mendapat pengalaman sesuai dengan ilmu yang dipelajari di kampus. Sebaliknya, ia harus menjadi kuli panggul di sebuah perusahaan logistik internasional di Kota Breman.
Pekerjaannya sehari-hari hanya sebatas mengangkat paket-paket dari mobil kontainer dan memuatnya ke conveyor. Sebuah pekerjaan yang jauh dari ekspektasinya sebagai mahasiswa. Bahkan, beban kerja yang berat membuat banyak mahasiswa lainnya jatuh sakit hanya dalam minggu pertama magang.
N juga menekankan bahwa tidak ada perbedaan antara pekerjaan yang diberikan kepada mahasiswa dan mahasiswi. Semuanya diposisikan sebagai kuli panggul, mengangkat paket-paket berat tanpa bisa saling membantu.
Kondisi ini sangat bertentangan dengan harapan N sejak awal. Saat penandatanganan kontrak pada Oktober 2023, sudah terasa ada kejanggalan karena kontrak berbahasa asing dan tebal yang tidak boleh diterjemahkan. Namun, pihak penyalur terburu-buru ingin kontrak segera ditandatangani.
Polisi telah menetapkan lima tersangka dalam kasus perdagangan orang yang mengatasnamakan program magang ini. Mereka diduga terlibat dalam penawaran program magang palsu ke sejumlah kampus, termasuk Unja. Ini menjadi pelajaran berharga bagi dunia pendidikan, bahwa seleksi dan pengawasan terhadap program magang harus dilakukan dengan lebih ketat lagi.