Berita Kebudayaan

Umat Kristiani Memperingati Paskah dengan Makna Mendalam

Setelah menjalani masa puasa selama 40 hari, umat Kristiani di seluruh dunia merayakan Paskah sebagai peringatan akan kebangkitan Yesus Kristus. Paskah, yang merupakan peristiwa penting dalam tradisi Kristen, menghadirkan momen refleksi yang mendalam bagi umat beriman.

Dalam perayaan Paskah ini, umat Kristiani mengenang pengorbanan total Yesus Kristus demi menebus dosa manusia. Paskah menjadi panggilan bagi umat manusia untuk melakukan tobat spiritual melalui puasa dan merenungkan kisah sengsara dan kebangkitan Kristus sebagai putra Allah.

Ketua Umum Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (PP GMKI), Jefri Gultom, menjelaskan bahwa Paskah mengajarkan tiga proses refleksi penting. Pertama, merenung untuk mendalami pengalaman iman yang nyata. Kedua, berziarah untuk menempuh perjalanan hidup dengan keyakinan yang kuat. Ketiga, merasa sebagai manusia sosial yang memiliki empati terhadap sesama.

Paskah juga menjadi momentum penting bagi umat Kristiani untuk memaknai waktu, menambah inspirasi, dan merefleksikan sejarah iman mereka. Kebangkitan Yesus Kristus memberikan makna mendalam tentang keterlibatan dan semangat untuk mewujudkan solidaritas sosial di antara sesama.

Menurut Jefri, pesan solidaritas dari Allah melalui Paskah sangat relevan dengan situasi bangsa saat ini, terutama setelah pemilihan umum serentak tahun 2024. Paskah mengajak umat Kristiani untuk merayakan demokrasi dengan damai dan bijaksana.

Perayaan Paskah juga mengingatkan umat Kristiani akan konsekuensi dari keberpihakan Allah bagi umat-Nya. Hadirnya Yesus Kristus dianggap sebagai ancaman bagi penguasa dunia yang korup dan tidak adil. Paskah menjadi panggilan bagi umat Kristiani untuk memperjuangkan keadilan dan martabat manusia.

Dalam konteks perhelatan politik, Paskah menjadi momen untuk merayakan keberhasilan demokrasi dan untuk menyatukan perbedaan politik. Ketika hasil pemilihan umum telah diumumkan, perlu adanya sikap bijaksana dalam menyikapi perbedaan pendapat dan menerima hasil dengan lapang dada.

Jefri menegaskan bahwa bahasa politik harus steril dari hoaks, manipulasi informasi, dan aksi saling serang. Bahasa politik haruslah bahasa cinta dan kebenaran yang menuntun kita untuk bertindak secara etis.

Paskah juga menjadi ajang untuk merayakan rekonsiliasi politik dan untuk membangun peradaban bangsa yang inklusif dan bermartabat. Melalui semangat kebangkitan Paskah, diharapkan semua pihak dapat bersatu demi konsolidasi demokrasi yang berkeadaban.

Dengan demikian, perayaan Paskah bukan hanya sebagai momen keagamaan, tetapi juga sebagai panggilan untuk bertindak dengan bijaksana dan berdamai dalam menghadapi perbedaan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *