Kota Tua Padang: Jejak Sejarah yang Memukau di Tengah Cuaca Tak Menentu
Kota Padang menyuguhkan keindahan sejarahnya yang memikat di tengah cuaca yang tak menentu. Tim CNNIndonesia.com menjelajahi Kota Tua Padang sebagai bagian dari perjalanan Jelajah Jalur Sumatera 2024 bersama Toyota Yaris Cross S GR Hybrid pada bulan Maret lalu.
Meski awalnya ragu, namun kami tetap bertekad untuk mengunjungi kawasan seluas 32.690 meter persegi ini. Dan ternyata, keputusan itu benar-benar membawa kebahagiaan.
Kawasan Kota Tua Padang bukan hanya tentang deretan bangunan peninggalan Belanda yang berdiri megah di tepi Sungai Batang Arau. Lebih dari itu, di balik kerindangan arsitektur kolonial itu tersimpan sejuta cerita masa lalu yang menarik untuk diungkap.
Di antara enam bangunan tua yang mencuri perhatian, ada Museum Bank Indonesia yang didirikan pada tahun 1830, Bangunan eks PT Surya Sakti dari akhir abad ke-19, Padangsche Spaarbank yang berdiri sejak tahun 1908, hingga Masjid Muhammadan yang telah berdiri sejak tahun 1843.
Berada di atas Yaris Cross S GR Hybrid, kami melintasi Kota Tua Padang sambil terpukau oleh kekokohannya. Meskipun beberapa bangunan telah mengalami perubahan fungsi, namun aura sejarahnya masih terasa kuat. Dan kini, bangunan-bangunan itu menjadi bagian dari warisan budaya yang dilindungi.
Dulu, Kota Padang menjadi pusat perdagangan yang penting bagi Belanda, yang dibuktikan dengan mendirikannya bangunan-bangunan kantor dan gudang. Pelabuhan Muaro, Sungai Batang Arau menjadi saksi bisu kejayaan perdagangan di masa lalu.
Kisah masa lalu yang menarik juga terkait kedatangan orang Gujarat, India, dan Tiongkok ke Kota Padang melalui Pelabuhan Muaro, yang kemudian menetap dan turun temurun menjalani kehidupan di sana.
Dengan segala keindahan dan cerita sejarahnya, Kota Tua Padang tetap mempesona dan memberikan pengalaman berharga bagi setiap pengunjungnya.