Warga Pantura Terus Merayakan Semarak Syawalan
Meskipun Hari Raya Idul Fitri telah berlalu, suasana perayaan masih terasa di kawasan Pantura, Jawa Tengah. Warga di wilayah ini masih merayakan syawalan dengan penuh semangat, menyiapkan berbagai acara yang menarik ribuan pengunjung.
Pantauan Media Indonesia pada Kamis (11/4) menunjukkan warga Pantura masih menikmati nuansa lebaran kedua dengan beragam kegiatan. Aktivitas ini membuat lalu lintas di Pantura menjadi lebih padat, termasuk jalan tol Trans Jawa yang kembali mengalami peningkatan jumlah kendaraan.
Perayaan syawalan digelar di berbagai daerah Pantura, seperti Jepara, Demak, Kendal, dan Pekalongan. Pemerintah daerah setempat telah menyusun agenda syawalan dengan matang, menghadirkan berbagai atraksi unik untuk dinikmati masyarakat.
Di Jepara, acara perang ketupat atau lumban menarik perhatian warga pada Selasa (16/4). Ratusan kapal hias ikut serta dalam kegiatan ini, di mana peserta saling melempar ketupat seperti pertempuran di laut.
Sementara itu, Demak mengadakan syawalan di Pantai Istambul, Pantai Marodemak Bonang, dan Pantai Onggojoyo Berahan Mijen pada Rabu (17/4). Rangkaian acara mulai dari berperahu hingga hiburan musik menghibur ribuan pengunjung.
Kendal fokus pada ziarah ke makam para ulama dan aulia di Bukit Jabal Nur, Desa Protomulyo Kecamatan Kaliwungu Selatan, termasuk makam para tokoh seperti KH Asy’ari, Wali Musyaffa, KH Ahmad Rukyat, KH Abu Khoer, KH Mustofa, dan Sunan Katong.
Pekalongan menyajikan tradisi pemotongan kue lopis raksasa setinggi 223 sentimeter dan berat 1.830 kilogram pada Rabu (17/4). Festival ini menarik warga dari berbagai daerah yang ingin melihat kue tersebut dipotong di kawasan Krapyak.
Selain itu, tradisi kirab gunungan megono di Objek Wisata Linggoasri, Kajen, Kabupaten Pekalongan, juga menjadi daya tarik utama. Tradisi ini memperlihatkan kuliner khas daerah dan dihadiri oleh ribuan warga dari berbagai penjuru.
Dengan aneka acara syawalan yang meriah, Pantura menjadi magnet bagi wisatawan lokal dan luar daerah. Perayaan ini turut menghidupkan kembali budaya dan tradisi lokal, sekaligus memperkuat ikatan masyarakat di kawasan ini.