Berita KebudayaanBerita Pendidikan

Dana Apresiasi untuk Maestro Seni Tradisi: Warisan Budaya dan Pengabdian Terus Berkilau

Langkah keberlanjutan dalam memelihara kekayaan budaya Indonesia kembali terukir dalam dana apresiasi senilai Rp25.000.000 yang diserahkan kepada 44 penerima Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI) kategori Maestro Seni Tradisi. Langkah ini tak hanya menjadi sorotan, namun juga membuka jendela kebanggaan atas warisan budaya yang terus berkembang.

Program AKI yang diselenggarakan oleh Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) memberikan penghargaan kepada individu, komunitas, atau lembaga yang berprestasi atau berkontribusi dalam memajukan kebudayaan Indonesia. Kategori Maestro Seni Tradisi khusus diperuntukkan bagi mereka yang telah mengabdikan diri lebih dari 35 tahun dalam seni tradisi yang langka atau hampir punah.

Menurut Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid, seniman tradisi memiliki peran yang penting dalam mewariskan nilai-nilai budaya kepada generasi muda. Terlebih lagi, dalam kondisi sosial yang berubah cepat seperti saat ini, keberadaan mereka menjadi semakin krusial.

Selain dana apresiasi seumur hidup, para penerima AKI Maestro Seni Tradisi juga akan mendapatkan jaminan sosial melalui kerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan. Hal ini sebagai bentuk pengakuan bahwa seniman adalah profesi yang berperan penting dalam pemajuan kebudayaan.

Salah satu dari 44 penerima AKI adalah I Made Taro, seorang seniman tradisi lisan asal Bali. Made Taro, yang telah ditetapkan sebagai penerima AKI sejak tahun 2008, menggunakan dana apresiasi untuk mencetak buku-buku yang berisi cerita-cerita tradisional, serta memperbaiki dan membuat alat musik bambu yang diajarkannya kepada mahasiswa.

Selain Made Taro, seniman lain seperti Agustinus Sasundu dan Warsad juga menjadi bagian dari penerima AKI Maestro Seni Tradisi. Agustinus, seniman musik bambu asal Sulawesi Utara, menggunakan dana apresiasi untuk membuat, memperbaiki, dan mengajarkan alat musik bambu kepada generasi muda. Sementara Warsad, seniman wayang golek cepak asal Jawa Barat, memanfaatkan dana tersebut untuk menunjang aktivitas pewarisan seni tradisi yang diajarkannya melalui sanggar miliknya.

Kemendikbud-Ristek mengajak semua pihak untuk berpartisipasi dalam AKI 2024 agar program ini dapat mencakup lebih banyak lagi penerima yang pantas mendapatkan penghargaan atas kontribusi mereka dalam melestarikan kebudayaan Indonesia. Periode pengusulan calon penerima AKI 2024 telah dibuka sejak 5 Maret dan akan berakhir pada 10 Mei mendatang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *